9.08.2008

Hikmah hidup


isaat kita mulai tumbuh dan mengenal kehidupan, dimana kita masih
sangat membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan bimbingan kedua orang tua,
mungkin hal ini pernah terjadi didalam kehidupan kita. Suara pertengkaran
antara ayah dan ibu menghiasi perjalanan hidup, derai dan isak air mata ibu
menambah suramnya suasana rumah. Juga tak jarang kita melihat perlakuan
kasar terjadi 'disana', suatu yang seharusnya tidak pantas untuk menjadi
tontonan bagi seorang anak yang baru beranjak dewasa.

Mungkin saat itu sikecil belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
didalam rumahnya. Apa yang ada di depan matanya saat itu mungkin hanya di
anggap sebagai suatu hal yang wajar didalam hidup. Tapi semua akan berkata
lain ketika dia bermain dengan teman-teman sebayanya. Sering dia pulang
dengan menangis karena selalu menjadi bahan cibiran oleh teman-temannya,
suatu hal yang mungkin tidak akan pernah dia lupakan untuk seumur hidupnya.


Disaat kita mulai beranjak dewasa, dimana kita sudah mulai mengerti
tentang seluk beluk kehidupan dunia, kita masih tetap membutuhkan kasih
sayang, perlindungan dan bimbingan dari kedua orang tua, mungkin hal ini
pernah terjadi dalam kehidupan kita. Sikap kasar ayah memperlakukan ibu,
dimana ibu hanya terlihat menangis sambil membela diri. Dimana kata-kata
kasar dan perhiasan rumah mulai berterbangan didepan mata kita. Dan berakhir
pada dua opsi yang sangat mengejutkan, yang di tujukan pada kita. 'Nak, jika
ayah dan ibu harus pisah kamu mau ikut siapa?'.

Mungkin hal ini pernah terjadi di keluarga kita, memori yang sudah
mulai tumbuh sejak kita kecil hingga kita dewasa, kini harus di hadapkan
pada sebuah kenyataan. Mungkin banyak diantara kita yang bisa melewati semua
itu dengan baik, tapi tak jarang diantara kita yang melewatinya dengan
sangat 'buruk'. Sering sekali dunia menjadi pelampiasan bagi kita. Cukup
banyak berita yang menceritakan tentang bagaimana seorang anak menjadi
seorang kriminal, pembunuh, ketergantungan terhadap narkoba hanya karena
masalah yang terjadi di keluarganya dan semuanya itu dijadikannya sebagai
pelarian bagi nya.

Dan ketika dia tersadar dia hanya bisa berkata 'Ya Tuhan mengapa semua
ini terjadi?, ini tidak adil'. Dan dia hanya bisa menangis dan terus
menangis merenungi perjalanan hidupnya itu.

Saudaraku, mungkin akan sulit bagi kita, jika kita sendiri yang
menghadapi hal itu. Tetapi mengapa kita tidak mencoba untuk mengambil hikmah
dari semua itu. Mari kita renungkan Firman-Firman Allah swt berikut ini:

1) "Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan. Dan kepada Kamilah kalian akan kembali" (al-Anbiya':35).

2) "Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan berbagai cobaan berupa rasa
takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah kabar
gembira kepada orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang ketika ditimpa
musibah mereka berkata, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya
pula kami akan kembali'. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh
kehormatan dan rahmat dari Rabb mereka dan merekalah orang-orang yang
memperoleh petunjuk". (al-Baqarah:155-157)

3) "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara
kamu yang lebih baik amalnya"(al-Mulk:2)

4) "sesungguhnya Kami menciptakan manusia berada dalam susah payah"
(al-Balad:4)

5) "Apakah manusia itu mengira mereka bahwa mereka dibiarkan (saja)
engatakan, 'kami telah beriman'. Sedang mereka tidak diuji lagi"
(al-Ankabut: 2)

Ada satu yang harus kita syukuri dari semua itu, ternyata
Allah masih sayang kepada kita. Allah mendidik kita dengan sesuatu yang di
bumi ini tidak ada wadah pendidikan resminya, dan tidak pula pada semua
orang Allah beri kan pelajaran ini . Pada kasus diatas mungkin Allah ingin
ajar kan kepada kita tentang:
*Belajar untuk bersabar dan bersyukur dalam menjalani cobaan hidup

*Menyanyangi istri (suami) dan jangan memperlakukannya secara kasar kelak
ketika engkau berumah tangga, karena kita pernah melihat bagaimana
menderitanya seorang ibu menangis dan frustasinya sang ayah ketika dihimpit
masalah

*Bangunlah Mahligai rumah tangga dengan sebaik mungkin ketika engkau mulai
membangunnya, karena kita pernah melihat bagaimana hancurnya perasaan kita
disaat melihat keluarga kita diambang kehancuran

*Jangan pernah tunjukkan pertengkaran 'itu' didepan anak-anak kita kelak,
karena hal itu akan terus tertanam dalam ingatannya dan akan memberikan
dampak buruk pada perkembangannya.

*Berprasangka baik atas ketetapan Allah pada kita. "Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal baik bagi kamu menurut Allah dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal amat buruk bagimu menurut Allah. Allah Maha
Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui" (al-Baqarah : 216)

Saudaraku, mungkin masih banyak lagi cobaan hidup yang pernah
menghampiri kita, dan akan menghampiri kita, selama kita hidup diatas bumi
ini. Bahkan mungkin lebih sulit dari contoh kasus yang diatas, yang membuat
kita terjatuh, tersungkur dan tertatih dalam menjalani hidup ini.

Saudaraku, berduka itu wajar, bersedih itu manusiawi tetapi itu tidak
akan menjadi wajar bila itu telah menempati seluruh isi hati dan ruang fikir
kita. Yang tanpa kita sadari semua itu akan mempengaruhi kehidupan dan
keimanan kita. Segeralah bangkit dan jangan terus larut dalam persoalan
hidup yang senantiasa akan menjadi teman bagi hidup ini. Marilah kita
belajar mencari hikmah hidup di balik semua persoalan hidup yang menghampiri
kita. Hingga nantinya kita akan keluar sebagai pemenangnya dalam menghadapi
cobaan yang Allah berikan ini.
Saudaraku. Mungkin hadist berikut ini dapat memberikan ketenangan di
bathin kita disaat kita sedang di uji Allah.

*Sabda rasulullah saw : 'Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa gangguan
semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya melainkan ujian itu
menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagaimana
pohon kayu menggugurkan daun-daunya'. (HR. Muttafaq Alaih)

*"Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya, maka ia akan diberi
cobaan". (HR Bukhari dan Muslim)

*"Orang yang banyak mendapat ujian adalah para nabi, kemudian orang-orang
yang lebih dekat derajatnya kepada mereka secara bertingkat dan berurutan.
Seorang diuji berdasarkan ketaatan kepada agamanya. Jika ia sangat kukuh
kuat dalam agamanya, sangat kuat pula ujian kepadanya. Dan jika ia lemah
dalam agamanya, maka Allah mengujinya sesuai dengan tingkat ketaatan kepada
agamanya. Demikianlah bala dan ujian itu senantiasa ditimpakan kepada
seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan dimuka bumi tanpa dosa apapun".
(HR. Tarmidzi).

Mudah-mudahan tulisan kecil ini dapat mengingatkan kepada saya dan
saudara-saudaraku yang telah membacanya dan dapat kita ambil Ibrohnya bagi
perjalanan hidup kita. "HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID !".

Alhamdulillah.
Jazakumullah Khairan Katsiran
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


1 komentar:

Anonim mengatakan...

mantap dan mantap..ini blog sederhana dan cool

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com